Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) | NGO Bidang Pendidikan, Sosial dan Lingkungan | Desa Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan Kalimantan Tengah - Indonesia 74459

Selasa, 19 Oktober 2021

Cantik dan "Showy" Ala Bulbophyllum odoratum

www.bambofoundation.org - Indonesia memiliki ragam jenis anggrek spesies yang diperkirakan lebih dari 4000 jenis memiliki keunikan dan daya tarik berbeda satu sama lain. Spesies ini tersebar di berbagai pulau mulai dari daerah paling timur hingga paling barat. Tidak hanya di dataran tinggi tetapi juga menghuni hingga hutan-hutan di pesisir pantai. Kekayaan alam yang merupakan "Mutiara" berharga ini adalah aset bangsa yang harus kita jaga dan lestarikan agar dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan bijak untuk kemaslahatan umat manusia khususnya masyarakat Indonesia. 

Bublophyllum odoratum

Kecamatan Petak Malai sebagai salah satu daerah yang masih memiliki hutan primer dan sekunder yang berada di Jantung Pulau Kalimantan juga tak kalah penting menyimpan keragaman spesies anggrek alam, salah satunya adalah anggrek dari Genus Bulbophyllum yaitu Bublophyllum odoratum

Anggrek Bublophyllum odoratum merupakan tipe anggrek epifit atau biasa hidup menumpang pada tumbuhan inang namun tidak bersifat merugikan tumbuhan yang ditumpanginya. Berdasarkan lokasi penemuan Di Desa Tumbang Baraoi, anggrek ini ditemukan menempel pada pohon durian. Agaknya menyukai tempat yang sedikit terbuka namun dengan intensitas cahaya matahari yang tidak penuh atau masih berada dalam naungan. 

Perawakan Bublophyllum odoratum  cenderung pendek dan tumbuh horizontal atau "merambat" dengan daun berbentuk bulat memanjang dan agak berlilin. Bunga berbentuk kecil-kecil dan berada pada tangkai yang panjangnya dapat mencapai 30 cm atau lebih. Bunga majemuk pada bagian ujung tampak berwarna kuning atau jingga dan berangsur-angsur berwarna lebih putih mendekati pangkal tangkai. Bunga yang beraroma cukup harum mekar sekitar bulan mei dan mampu bertahan hingga kurang lebih seminggu. 


Share:

Sabtu, 11 September 2021

Anggrek Ikonik Dendrobium hallieri Endemik Kalimantan

www.bambofoundation.org - Menghilangnya hutan karena faktor apapun adalah sebuah bencana yang sangat disesalkan. Tidak hanya akan kehilangan pertahanan utama bagi ancaman pemanasan global yang kian masif tetapi  juga sumber daya alam baik berupa flora maupun fauna yang tak ternilai harganya bagi umat manusia. 

Dendrobium hallieri

Anggrek epifit adalah salah satu harta karun umat manusia yang akan merasakan dampak langsung dari musnahnya pepohonan di hutan. Kelompok jenis ini adalah yang terbanyak dari jenis anggrek yang lain yakni anggrek tanah, dan anggrek batu. Walaupun beberapa jenis anggrek epifit juga adaptif dan mampu bertahan di tanah namun perubahan kondisi habitat yang ekstrim dan tiba-tiba seringkali menyebabkan rumpun-rumpun anggrek "terbakar" sebelum sempat menyesuaikan diri. 

Dendrobium hallieri

Ada banyak sekali jenis anggrek epifit yang ada di Indonesia, di Hutan Kalimantan (Borneo) diperkirakan jumlahnya tidak kurang dari 3000 spesies dari beragam genus yang tersebar mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi dan pegunungan. Sebagian dari jenis ini cukup umum yakni dapat dijumpai hampir diseluruh pulau besar di Indonesia hingga negara lain. Namun beberapa di antaranya hidup endemik atau hanya di temukan di daerah tertentu misalnya anggrek ikonik  Dendrobium hallieri

Anggrek spesies Paling mahal

Dendrobium hallieri adalah satu dari jenis tanaman berbunga dari suku Orchidaceae. Tanaman ini tumbuh secara alami dengan menempel di kulit-kulit pohon yang berfungsi sebagai substrat. Selain cantik, anggrek langka dengan  bunga relatif besar berwarna kuning ini hanya dijumpai di pulau Kalimantan atau bersifat endemik. 

Tim observasi Bambo Foundation menemukan spesies ini saat menjelajah hutan dengan ketinggian sekitar 150-200 mdpl. Meski tetap tumbuh di daerah ternaung agaknya jenis anggrek ini lebih menyukai daerah yang sedikit lebih hangat dengan kelembaban sedang. Hal ini mengingat area habitat tanaman ini lebih banyak didominasi pepohonan dengan diameter batang kurang dari 20 cm. 

Selain bunga berwarna kekuningan dan terdapat semacam rambut berwarna oranye pada bagian lidah, anggrek ini juga memiliki ciri khas batang yang banyak ditutupi oleh semacam rambut (trikoma) berwarna hitam. Trikoma ini cenderung padat pada batang yang relatif muda namun agak berkurang ketika batang sudah menua.

Bunga anggrek Dendrobium hallieri yang sewaktu kuncup berwarna hijau  ketika  mekar dapat bertahan beberapa hari namun umumnya kurang dari seminggu. Berdasarkan pengamatan sampel koleksi yang ada di Taman Suluh Pambelum, setiap berbunga jenis ini hanya memunculkan 2-4 kuntum bunga. 

Mari jaga hutan kita, jika memang harus cukup ambil apa yang kita butuhkan dari alam. Setiap hari, luas hutan terus berkurang puluhan bahkan ratusan hektar, kita sadari atau tidak kita semakin berada di ujung krisis pepohonan. Ayo mulai sekarang kita giatkan 1 hari tanam 1 pohon, di pekarangan, di lahan-lahan tidur, di mana saja tempat yang layak dan bisa kita tanam. Semoga gerakan ini dapat memperbaiki atau setidaknya mengurangi ancaman dan dampak dari semakin menipisnya hutan kita.

Share:

Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) | NGO Bidang Pendidikan, Sosial dan Lingkungan | Desa Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan Kalimantan Tengah- Indonesia 74459