Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) | NGO Bidang Pendidikan, Sosial dan Lingkungan | Desa Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan Kalimantan Tengah - Indonesia 74459

Rabu, 21 Desember 2022

Guest House Ala Huma Betang di Taman Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org - Pada dasarnya tujuan kehadiran Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) adalah untuk mendukung dan menjadi katalisator bagi perubahan-perubahan positif ditengah masyarakat Indonesia, khususnya di area lingkup kerja yayasan. Sehingga hasil akhirnya yang diharapkan dari buah perubahan tersebut tidak lain adalah untuk sebesar-besarnya manfaat khalayak terutama warga sekitar.

Guest House Tumbang Baraoi
Progress Pembangunan Guest House Ala Rumah Betang
di Taman Suluh Pambelum, Desa Tumbang Baraoi, Kec. Petak Malai

Oleh karena itu, ketika Bpk Camat Petak Malai menyampaikan gagasan untuk membangun sebuah Guest House di areal Taman Suluh Pambelum mendekati akhir tahun 2022 lalu, pendiri Bambo Foundation menyambut baik ide tersebut. Memegang prinsip sebagai NGO, pihak yayasan tentu juga tidak terbesit untuk mengambil keuntungan biaya ganti lahan seluas 20x20m persegi yang akan dimanfaatkan untuk proyek. Bagaimanapun, pembangunan ini tentu adalah bagian dari perubahan-perubahan yang diyakini positif dan akan semakin membawa kemajuan di Desa Tumbang Baraoi, selaku ibukota kecamatan. 

Pembangunan Guest House di Petak Malai

Mengusung konsep ala Huma Betang atau Rumah Betang, Guest House yang terletak di sisi Utara kawasan taman sedang dalam proses pengerjaan saat tulisan ini dirilis. Meski sudah mencapai progress sekitar 50 persen, proyek ini terbilang kurang lancar karena berbagai kendala. Salah satu kendala yang memang tidak bisa dikompromi adalah kendala alam dan kondisi topografi areal pembangunan. 

Guest House Petak Malai

Lokasi bangunan yang berada di lereng bukit menjadi tantangan tersendiri bagi pelaksana proyek, belum lagi  masalah akses atau transportasi kelokasi juga turut menjadi hambatan. Di tengah-tengah progress pembangunan jembatan yang menjadi penghubung satu-satunya jalan darat sempat ambruk dan terputus. Padahal, sarana ini sangat penting untuk mobilisasi angkutan bahan atau material proyek. Meski diupayakan sesegara mungkin, pembangunan kembali jembatan Sei Tapi membutuhkan waktu berminggu-minggu  sebelum dapat digunakan kembali. 

Berdasarkan observasi lapangan, bangunan Guest House yang dananya bersumber dari APBD Kab. Katingan ini memiliki tiga kamar yang mungkin akan digunakan untuk menjamu tamu pemerintahan yang sedang dinas atau menghadiri kegiatan di Desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan. 

Bagi Taman Suluh Pambelum tentunya kehadiran Guest House ini diharapkan dapat mendukung visi dan misi awal sesuai dengan konsep Taman Biodiversitas yang mana salah satunya adalah sebagai area rekreasi berbasis lingkungan. Sebagai langkah kongkrit kolaborasi yang bisa realisasikan misalnya dalam menata dan menjaga areal taman atau pengadaan sarana penunjang seperti lahan parkir, pengadaan tempat sampah dan atau gazebo. 


Share:

Kamis, 15 Desember 2022

Taman Suluh Pambelum Terima Peserta Kegiatan Persami Gabungan

www.bambofoundation.org - Selaras dengan salah satu tujuan Taman Suluh Pambelum yakni menjadi tempat edukasi dan sosialisasi dalam rangka menumbuhkan semangat peduli terhadap lingkungan, Bambo Foundation sangat welcome terhadap masyarakat yang ingin berkunjung dan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan. Tentunya selama aktivitas yang dimaksud adalah yang positif dan ramah serta bersahabat dengan lingkungan. 
Kegiatan persami di Taman Suluh Pambelum

Beberapa waktu lalu, Taman Suluh Pambelum Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) menerima peserta kegiatan Persami (perkemahan Sabtu-Minggu) gabungan SMPN Satap 3 Sanaman Mantikei dan SMAN 1 Petak Malai yang akan menggunakan area Camping Ground yang telah disediakan. Sesuai dengan namanya aktivitas ini dilaksanakan selama dua hari yakni Sabtu - Minggu (26-27 November 2022) lalu. 
Belajar Sandi Kotak
Camping Ground Taman Suluh Pambelum adalah area khusus yang disediakan untuk mendirikan tenda. Karena luas taman sendiri yang masih sangat terbatas, tempat ini sementara hanya bisa menampung sekitar  8-10 tenda berukuran sedang. Lokasi ini pertama kali digunakan pada saat kegiatan Kemah Bakti Literasi yang di adakan pada Agustus 2022 lalu. 

Acara Hiburan Persami

Karena terbilang baru maka tidak dipungkiri fasilitas di kawasan ini masih terbilang sangat minim. Selain tempat mandi terbuka dan toilet umum, belum ada fasilitas lain yang biasanya wajib tersedia di area camping. Salah satu yang vital misalnya adalah tempat sampah, untuk sementara tempat sampah hanya disediakan kantong-kantong sampah darurat selama kegiatan padahal sejatinya harus tersedia tempat sampah permanen atau semi permanen. Begitupula dengan penerangan sebagai salah satu fasilitas utama juga belum tersedia. Solusi sementara penerangan selama kegiatan menggunakan sumber listrik dari Aki (Accu).

Fasilitas Camping Ground Taman Suluh Pambelum

Keterbatasan fasilitas ini tentu saja lantaran terbatasnya anggaran untuk pengadaannya. Adapun pembangunan beberapa fasilitas yang sudah ada selain berasal dari donasi masyarakat juga dibantu dari dana swadaya pengurus dan relawan. 
Suasana Camping Ground Taman Suluh Pambelum

Namun demikian, kekurangan ini secara umum tidak memengaruhi antusias dan semangat peserta yang terdiri dari 22 siswa-siswi usia pendidikan SMP dan SMA yang melaksanakan  kegiatan persami kali ini. Terbukti senyum ceria selalu tersungging di wajah-wajah energik mereka selama proses kegiatan. Bahkan beberapa siswa merasa kegiatan yang digelar dua hari ini masih terasa sangat singkat dan berharap segera dapat mengikutinya kembali di tahun 2023 mendatang. 

Suasana Taman yang masih terbilang asri dengan beberapa pepohonan alami menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk bersantai selama momen istirahat baik menggunakan ayunan (hammock) maupun hanya sekedar menikmati seduhan hangat teh atau kopi di panggung sederhana. 
Share:

Senin, 29 Agustus 2022

Peserta Kemah Bakti 2022, Tanam Pohon di Taman Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org - Kemah Bakti Literasi se Kecamatan Petak Malai tahun 2022 yang di gelar di area Camping Ground Taman Suluh Pambelum akhirnya sukses terselenggara. Acara tahunan Program Yayasan Bambo bidang Pendidikan ini dihelat selama tiga hari yakni Senin-Rabu (22-24 Agustus 2022) lalu dengan di ikuti empat tim perwakilan dari delapan perwakilan yang seharusnya hadir. 

Bibit Baccaurea macrocarpa

Selain berbagai agenda kegiatan perkemahan yang diadakan untuk mengasah kemampuan literasi, perkemahan ini juga mengusung kegiatan bakti sosial salah satunya yaitu tanam pohon. Pada kesempatan kali ini peserta perekemahan secara simbolis melakukan penanaman empat jenis tanaman di Taman Suluh Pambelum.

Bibit Buah Lokal Kalteng

Adapun jenis-jenis pohon yang ditanam adalah Durian merah (Durio dulcis), Kapul (Baccaurea macrocarpa), Mangga (Mangifera indica), dan Jambu biji (Psidium guajava). Beberapa diantara bibit ini merupakan hasil semai biji dan beberapa diantaranya hasil cangkok. 

Kegiatan menanam pohon sangat penting diperkenalkan dan dibiasakan dikalangan anak-anak sebagai generasi penerus. Karena saat ini negara kita boleh jadi tidak kekurangan orang pintar, namun semakin minim orang-orang yang sungguh-sungguh peduli terutama terhadal lingkungan. Sebagaimana pepatah lama "Tak kenal maka tak sayang", maka dengan memperkenalkan dunia kecintaan terhadap lingkungan salah satunya dengan menanam pohon diharapkan generasi-generasi masa depan ini akan memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap alam. 

Tak dapat disangkal, fakta telah berbicara bahwa bumi kondisi bumi saat ini tidak sedang baik-baik saja. Pencemaran dan perubahan iklim akibat efek rumah kaca semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, selain dengan upaya menekan gas emisi maka cara lain adalah dengan memperbanyak penyerap alami polutan itu sendiri yang tidak lain salah satunya adalah pohon-pohon dan tanaman hijau. Dengan demikian meski tidak dapat menghentikan sepenuhnya, setidaknya kita telah andil untuk mengurangi bahaya yang disebabkan oleh pemanasan global.


Share:

Selasa, 26 April 2022

Mengenal Kerumbai Merah Endemik Kalimantan di Taman Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org - Buah unik lainnya yang tumbuh secara alami di Taman Suluh Pambelum, Kecamatan Petak Malai, Kalimantan Tengah adalah "anggur mini" atau Sarcotheca macrophylla. Di kenal juga dengan nama lain kerumbai merah, buah tanaman dari famili  Oxalidaceae ini tampak meng"anggur" yaitu melekat pada tangkai buah secara bergerombol dari atas kebawah seperti untaian anggur.
kerumbai merah

Warna merah cerah dan ukurannya yang mini berasal dari bunga yang pernyerbukannya seringkali dibantu serangga khususnya serangga Trigona. Oleh karena itu bagi peternak Trigona tanaman ini bisa jadi alternatif sumber nektar bagi peliharaan mereka. 

Selain menjadi makanan beberapa hewan liar, seperti bajing, burung dan beberapa jenis hewan lainnya, Kerumbai merah juga kerap kali dikonsumsi oleh anak-anak sekitar sebagai panganan liar. Rasanya yang cenderung kecut membuat anak-anak sering mengkonsumsinya seperti rujak yakni dengan tambahan garam atau penyedap rasa. Buah-buah ini biasanya dikumpulkan saat mereka bermain dipinggiran hutan, bersama buah-buah hutan liar lainnya seperti Suli, rambusa, dan salak hutan. 

Selain pemanfaatan buah untuk konsumsi, dilansir dari laman https://repository.ipb.ac.id, buah ini juga dimanfaatkan untuk sampo khususnya bagi masyarakat daerah Kutai Barat. Selain itu, data tentang tumbuhan dan pemanfaatan secara luas masih sangat terbatas. 


Share:

Kamis, 21 April 2022

Pembangunan "Titian" Untuk Keperluan Akses Air

www.bambofoundation.org - Di kawasan yang kami bangun untuk areal taman biodiversitas Suluh Pambelum terdapat sejenis parit atau sungai kecil yang bermuara pada Sungai Baraoi. Namun sayangnya sungai ini relatif stagnan atau hanya mengalir jika ada hujan. Sebab sumber air dari hulunya sangat minim dan terdapat bekas material jembatan kecil/ gorong-gorong yang seolah menyekatnya sehingga pada keadaan normal seolah membendung aliran dan hanya akan dapat dilalui jika debitnya melimpah sehabis hujan atau ketika debit sungai induknya sedang tinggi. 

alternatif mendapatkan air

Karena lebih banyak stagnan air cenderung kurang jernih yang bisa jadi akibat akumulasi zat yang dikeluarkan oleh akar-akar tanaman atau sisa pembusukan bahan organik seperti kayu dan dedaunan.  Namun demikian air ini masih relatif layak dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari selain untuk konsumsi. 

Untuk Mendukung aktivitas di "Pondok Kerja" Taman Suluh Pambelum yang secara fisik boleh dikatakan hampir elesai, maka keperluan dasar seperti air adalah "PR" kami berikutnya. Umumnya suplai air di daerah ini bergantung pada air tanah atau menggunakan sumur bor. Akan tetapi pengadaan sumur bor ini memerlukan biaya sehingga masih belum memungkinkan untuk diaplikasikan. 

Dua keperluan dasar air yang paling urgent adalah untuk keperluan toilet dan penyiraman bibit buah yang telah ditanam. Meskipun saat ini sarana toilet masih diupayakan, namun keperluan air untuk penyiraman tanaman akan sangat penting terutama jika terjadi rangkaian hari tanpa hujan berturut-turut selama beberapa hari atau bahkan lebih sepekan. Tanpa penyiraman, bibit-bibit yang baru saja di tanam di mana kondisi akarnya masih dalam proses pertumbuhan akan kekeringan jika kekurangan air. Untuk itu pengadaan akses air ini "mutlak" dibutuhkan.

Peringatan jangan buang sampah

Kedepan sungai kecil ini juga direncanakan untuk dibersihkan dan dirapikan sehingga bisa menjadi nilai tambah bagi daya tarik dan keindahan Taman Suluh Pambelum. Untuk itu kami berharap agar seluruh masyarakat khususnya yang berada disekitar areal agar dapat sama-sama menjaga kebersihannya terutama dengan tidak membuang sampah ke sungai dan sekitarnya. 

Share:

Sabtu, 16 Oktober 2021

Targetkan Selesai Sebelum Akhir Tahun

www.bambofoundation.org - Pembangunan Pondok Kerja Yayasan Baraoi Mutiara Borneo atau yang biasa disingkat Bambo Foundation yang sempat terhenti karena terkendala kurangnya material akhirnya kembali di lanjutkan, Rabu (6/10/2021). 

Pondok Kerja Bambo Foundation

Bangunan dengan luas 5,5 m x 4 meter yang sebelumnya telah dikerjakan sampai tahap rangka pokok dilanjutkan pada tahap pemasangan atap. Untuk mengakomodir bangunan dengan luas  22 meter persegi ini diperlukan sebanyak kurang lebih 27 lembar seng. Sayangnya pemasangan atap masih terkendala kekurangan bahan sebanyak 6 lembar. Rencananya pemasangan sisa atap akan di lanjutkan sekaligus dengan pemasangan lantai dan dinding. 

Untuk menekan biaya pengerjaan, pondok ini diarsiteki dan di tukangi langsung oleh Eko Ardinatha dibantu Muhamamad Jumani dan beberapa relawan.  

Pembangunan Pondok Kerja

Sayangnya bahan material untuk lantai yang direncanakan akan menggunakan papan jenis Banuas masih belum tersedia lantaran terkendala dana, sedangkan material untuk dinding berupa papan jenis meranti sudah dibeli menggunakan dana hasil swadaya serta donasi dari masyarakat dan saat ini sedang dalam tahap "moulding". 

Pondok Kerja yang dibangun di areal Taman Biodiversitas Suluh Pambelum merupakan salah satu sarana penting untuk mendukung kegiatan Yayasan Bambo terutama dalam mengembangkan kawasan taman. Pembangunan infrastruktur ini merupakan salah satu prioritas kerja di tahun pertama dari target pengembangan taman dalam tiga tahun kedepan. 

Taman Suluh Pambelum


"Alhamdulillah beberapa waktu lalu kami dapat donasi untuk membeli sisa kekurangan atap, mudahan-mudahan dalam waktu dekat ada orang-orang baik yang kembali berdonasi untuk membeli material papan untuk keperluan lantai", ujar Muhammad. 

Kendati terkendala finansial, Muhammad Jumani pendiri Bambo Foundation optimis akan dapat menyelesaikan Pondok Kerja sebelum akhir tahun 2021 ini. Meskipun ia tidak menampik progres ini tidak akan mudah lantaran biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Diakuinya saat ini progres penggalangan dana melalui Kitabisa.com masih sangat minim sehingga selain mengandalkan kantong pribadi juga sangat bergantung dari donasi masyarakat dan orang-orang sekitar yang peduli terhadap upaya plestarian lingkungan. 




Share:

Sabtu, 09 Oktober 2021

Jamur Tudung Pengantin, Jamur Unik Di Taman Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org-  Diperkirakan ada jutaan jenis jamur yang tersebar di seluruh dunia baik yang tergolong jamur mikroskopis (berukuran kecil) maupun makroskopis (berukuran relatif besar) yang umumnya dapat langsung di amati tanpa perlu alat bantu. Jamur memiliki bentuk, warna, habitat, dan cara hidup yang beragam.

Jamur Tudung Pengantin

Dalam sistem klasifikasi, jamur dibedakan dari tumbuhan karena tidak memiliki klorofil. Beberapa hal yang membedakan jamur dengan tumbuhan antara lain sebagai berikut :

  1. Tidak memiliki klorofil (zat hijau daun berguna dalam proses fotosintesis).
  2. Berkembang biak dengan spora.
  3. Komposisi dinding sel yang berbeda (dinding sel jamur umumnya tersusun atas zat kitin, sedangkan tumbuhan terdiri atas selulosa).
  4. Tidak memiliki akar, batang, cabang, dan daun.
  5. Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti tumbuhan.
Oleh karena itulah Jamur dikelompokan kedalam kerajaan (Kingdom) tersendiri yaitu Fungi. 

Di antara puluhan ribu jenis jamur yang telah diketahui, ada satu yang cukup unik dan telah tercatat pernah tumbuh di sekitar kawasan Taman Biodiversitas Suluh Pambelum, Desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Jenis jamur ini dikenal dengan nama Jamur Tudung Pengantin (Phallus indusiatus). 

Keunikan Jamur Tudung Pengantin (Phallus indusiatus) terutama terletak pada bagian seperti jaring yang seolah-olah menyelimuti atau melindungi bagian "batang" jamur. Penamaan jamur ini nampaknya tidak lepas dari bentuk jaring yang dipersespikan mirip tudung pada pengantin wanita ini. Warnanya dapat berupa putih ataum krim, kuning hingga jingga seperti yang  jumpai di Taman Suluh Pambelum. 

Di beberapa daerah khususnya Kalimantan jamur ini juga diberi nama Jamur Kelambu Kuyang. Kuyang adalah semacam makhluk gaib dengan perwujudan kepala manusia yang masih lengkap dengan organ dalam seperti jantung, paru, paru, hati, lambung dan usus namun tanpa dibungkus badan atau anggota gerak badan. Karenanya dahulu jamur ini dianggap sebagai sesuatu yang tabu untuk didekati. 

Dilansir dari wikipedia, selain unik jamur ini ternyata memiliki kegunaan sebagai contoh di Negara Cina misalnya, jamur ini dimanfaatkan untuk memberi khasiat pada mata dan sistem kardiovaskular karena mengandung 7 asam amino esensial, 12 ion logam penting, dan tinggi vitamin E. Tidak hanya itu jamur yang termasuk kedalam divisi Basidiomycota ini juga dapat digunakan sebagai antibakteria, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, dan lain-lain. 

Klasifikasi jamur 

Kerajaan Fungi
Divisi Basidiomycota
Kelas Agaricomycetes
Ordo Phallales
Famili Phallaceae
Genus Phallus
Spesies Phallus indusiatus

Karakteristik jamur  Tudung Pengantin yang ditemukan di sekitar kawasan Taman Suluh Pambelum memiliki tinggi 14 cm dan lebar atau diameter jaring 11 cm. Warna jaring atau tudung jingga. Warna batang coklat keputihan. Mengeluarkan aroma khas seperti bau busuk yang mengundang serangga. Kondisi habitat tumbuh, ternaung dan lembab dengan perkiraan suhu sekitar 25-27 derajat celcius. 


Share:

Senin, 05 Juli 2021

Serangga Lentera Kalimantan (Pyrops intricatus)

www.bambofoundation.org - Serangga Lentera adalah serangga unik lainnya yang juga dapat dijumpai di Kalimantan. Dinamai serangga lentera sebenarnya bukan lantaran serangga ini mampu menghasilkan cahaya, akan tetapi dari bentuk kepalanya yang memanjang dan terkadang menggembung pada bagian ujung atau moncongnya sehingga dahulu diduga dapat memancarkan cahaya seperti lentera. 

Serangga lentera Kalimantan


Faktanya Serangga Lentara  yang memiliki sejumlah nama lain seperti Lalat Lentera (Lantern flies) atau Lalat Lanthorn dengan nama ilmiah Pyrops intricatus merupakan kelompok serangga dari famili Fulgoridae yang tidak menghasilkan cahaya seperti halnya kunang-kunang. Famili ini banyak dijumpai di daerah tropis dan tercatat setidaknya ada 125 genus secara keseluruhan tersebar diseluruh dunia. 

Kepala memanjang yang menyerupai moncong bahkan ada yang berukuran hampir sebesar tubuhnya ini diduga berfungsi untuk membantu serangga tersebut meraih atau menembus kulit pohon yang merupakan makanannya. 

Klasifikasi Serangga Lentera Kalimantan adalah sebagai berikut :
Kingdom   : Animalia
Phylum     : Arthropoda
Class         : Insecta
Order        : Hemiptera
Infraorder : Fulgoromorpha
Family      : Fulgoridae
Genus       : Pyrops
Species     : Pyrops intricatus

Jika beruntung, di Taman Suluh Pambelum pengunjung atau pelancong dapat menemukan serangga ini hinggap atau beristirahat di pepohonan. terkadang selain serangga lentera beberapa jenis serangga lain seperti stick insect atau serangga ranting, beragam jenis capung, bahkan kupu-kupu langka, juga bisa dijumpai disekitar areal kawasan taman.

Taman yang dibangun secara swadaya ini masih dalam proses pengembangan, dan membutuhkan banyak support atau dukungan. Salah satu bentuk dukungan yang bisa dilakukan adalah dengan berdonasi melalui link laman donasi Taman Suluh Pambelum atau dengan membagikannya kepada teman atau keluarga baik secara langsung ataupun dengan mempostingnya di laman sosial media . 

Referensi : Wikipedia
Share:

Minggu, 04 Juli 2021

Salak Hutan Buah Lokal Rimba Kalimantan

www.bambofoundation.org - Rasa buah salak hutan yang manis atau cenderung lebih asam dengan warna oranye atau merah sudah sangat familiar bagi anak-anak Suku Dayak khususnya yang masih atau pernah bermukim di pinggiran hutan. Kendati umumnya tumbuh liar diantara rimbunnya pepohonan dan semak belukar, namun tanaman ini mudah dikenali karena memiliki karakteristik yang khas. 

Buah Salak Hutan

Salak Hutan dibeberapa daerah dikenal dengan nama lain kelubi, salak merah atau asam paya. Adalah sejenis tanaman yang menghasilkan buah serupa salak dengan kulit buah bersisik dan daging buah berwarna putih. Dibandingkan jenis buah salak pada umumnya, salak hutan memiliki buah yang realtif lebih kecut dan warna kulit buah yang lebih mencolok yakni berwarna merah. 

Salak hutan

Pengalaman penulis selama berburu salak hutan jarang menemukan jumlah buah lebih dari 10 dalam satu tandan. Hal ini mungkin karena di habitat aslinya salak yang merupakan tanaman berumah dua (dioceous) yang berarti bahwa dalam satu individu terdapat bunga jantan atau bunga betina saja hanya mengandalkan serangga dalam upaya penyerbukannya, sebab peran angin mungkin kurang begitu signifikan lantaran kondisi hutan dengan semak belukar dan tegakan yang rapat. 

Salak hutan termasuk kelompok tanaman palem-paleman (Areaceaeae), seperti halnya Pinang, Kelapa, Sawit, Aren, Rumbia dan Nypah. Namun berbeda dengan beberapa jenis tanaman tersebut yang relatif lebih aman untuk di panen, pelepah-pelepah daun salak memiliki duri tajam dan relatif kokoh sehingga perlu ekstra hati-hati saat mencoba memanen atau memetik buahnya. Duri-duri ini dapat mencapai panjang hingga lebih dari 5 cm dan dapat dengan mudah menembus sendal jepit atau celana jeans apalagi kulit manusia.

Saat ini belum diketahui adanya upaya budidaya salak hutan secara konkrit atau besar-besaran. Meski warna kulit buahnya menarik, namun rasanya yang cenderung lebih asam mungkin menjadi alasan kurangnya minat para petani atau pengusaha perkebunan memilih tanaman ini untuk dijadikan komoditi. Padahal saat ini salak hutan sudah mulai diusahakan untuk olahan asinan dan manisan. 

Ketergantungan terhadap alam khususnya hutan juga sangat berisiko terhadap salak hutan itu sendiri mengingat kondisi hutan cenderung tidak stabil dan mudah mengalami alih fungsi dan terdegredasi akibat berbagai aktivitas manusia. Sadar akan hal ini, Yayasan Baraoi Mutiara Borneo melalui program Peduli Jantung Borneo mendirikan Taman Suluh Pambelum yang menjadi pusat pelestarian berbagai jenis tumbuhan buah lokal di luar kawasan konservasi yang mana salah satu koleksinya adalah Salak Hutan ini. 

Share:

Jumat, 02 Juli 2021

Jamur Makroskopis di Taman Suluh Pambelum Kalimantan Tengah

www.bambofoundation.org - Ragam jenis jamur cantik dan eksotis yang pernah dijumpai tumbuh di sekitar kawasan Taman Suluh Pambelum turut memperkuat alasan pentingnya keberadaan Taman Biodiversitas atau Taman Kehati ini. Belasan jenis jamur tersebut sudah berhasil didokumentasikan secara sederhana dalam bentuk foto. 
Jamur Mikroskopis Di Taman Suluh Pambelum

Organisme yang dikelompokan kedalam kingdom fungi ini tumbuh pada berbagai substrat seperti kayu lapuk, serasah, hingga kotoran hewan. Meski sebenarnya diyakini ada lebih banyak spesies namun, dokumentasi terbatas hanya pada jamur yang berukuran makro atau berukuran relatif besar dan dapat diamati secara visual tanpa alat bantu. 
Kumpulan Foto Jamur Makroskopis

Jamur memiliki cara yang unik dalam hal cara memperoleh makanannya. Jamur tidak menelan makanannya seperti hewan atau manusia, namun beberapa jenis jamur mengeluarkan sejenis zat yang membuat sisa makhluk hidup lain menjadi terurai. Zat hara dari sisa makhluk hidup inilah yang kemudian diserap dan sebagian lagi dilepaskan kembali ke lingkungan. 
Jamur yang bisa dimakan

Beberapa Jamur di Taman Suluh Pambelum diketahui bersifat edible atau dapat dimakan berdasarkan penuturan masyarakat setempat. Misalnya seperti Jamur Kuping (Auricularia auricula-judae) namun beberapa jenis lainnya juga diyakini mungkin beracun atau berbahaya.

Berikut beberapa contoh jenis jamur yang ada Taman Suluh Pambelum, Desa Tumbang Baraoi Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. 

Jenis jamur Makroskopis Borneo

Gambar jenis-jenis jamur makroskopis
Selain foto yang kami tampilkan di atas masih ada beberapa jenis jamur lainnya yang belum di tampilkan di sini ataupun belum sempat terdokumentasi. Bagi kawan-kawan yang ingin kolaborasi untuk melakukan penelitian tentang ragam jenis jamur yang ada di Taman Suluh Pambelum kami sangat welcome. 
Share:

Senin, 28 Juni 2021

Giant Pill Millipedes Serangga Bola Menggemaskan Di Taman Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org - Taman Kehati atau Taman Biodiversitas  memiliki fungsi utama menjaga sumber daya alam hayati namun demikian sebagaimana seperti yang tertulis dalam hukum alam, sejatinya kehidupan makhluk hidup di dalam sebuah ekosistem tidak dapat terlepaskan antara satu komponen dengan komponen lainnya baik berupa hubungan faktor biotik dengan abiotik, maupun interaksi sesama biotiknya. 

Giant Pill Millipedes Borneo

Begitupula dengan yang terjadi di Taman Biodiversitas Suluh Pambelum, Petak Malai, Katingan, Kalimantan Tengah, walaupun tujuan utamanya adalah sebagai kawasan konservasi bagi tumbuhan buah lokal secara insitu maupun exsitu nyatanya areal ini juga menjadi rumah bagi beragam fauna eksotis yang akan sangat bergantung dan membutuhkan habitat yang aman dan terjaga.

Giant Pill Bug Borneo

Hewan-hewan unik dan eksotis yang kami maksud tidak hanya jenis satwa endemik dan dilindungi di Taman Suluh Pambelum, tetapi juga meliputi banyak jenis arthropoda yang belum diketahui dengan pasti baik dari segi keberagaman jenis maupun status kelangkaan dan endemisitasnya. 

"Giant Pill Millipedes" atau "Giant Pill Bug" adalah salah satu contohnya. Hewan tak bertulang belakang yang tergolong kedalam Ordo Sphaerotheriida ini layak menyandang gelar unik lantaran kebiasaan mempertahankan dirinya yang menyerupai Trenggiling (Manis javanica). Eksoskeleton yang kuat dan kemampuan menggulung adalah mekanisme pertahanan tangguh hewan ini terhadap beberapa jenis predator. Tidak hanya itu warnanya yang cenderung hitam atau gelap juga membantu "serangga" lucu ini berkamuflase diantara serasah dan rerumputan. 

Dibalik tingkahlakunya yang unik yakni menggulung ketika terancam bahaya, teman kecil kita ini adalah pahlawan bagi beragam jenis tumbuhan karena perannya sebagai detrivor. Seperti halnya rayap dan cacing tanah, mereka memakan bahan organik mati seperti daun dan kayu di lantai hutan kemudian memecah bahan organik yang membusuk dan melepaskan nutrisi yang terkunci kembali ke dalam tanah. Daur ulang seperti ini tidak hanya sangat penting untuk nutrisi tanaman tetapi juga untuk seluruh ekologi.

Giant Pill Millipedes masih menyimpan banyak misteri dan tanda tanya. Hingga tahun 2014 diperkirakan ordo ini memiliki sekitar 34 Genera (marga) dengan lebih dari 326 jenis dan baru sekitar 20 genera yang telah dideskripsikan. Di Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah, data tentang jenis Giant Pill Bug yang ditemukan masih sangat minim. 

Berdasarkan data dari wikipedia, jenis-jenis yang mungkin terdapat di Indonesia khususnya Kalimantan termasuk di Taman Suluh Pambelum besar kemungkinan dari famili Zephroniidae yakni dari genus Bothrobelum, Zephronia, Sphaeropoeus, Castanotherium, Rajasphaera. Tentu saja untuk lebih pastinya perlu diadakan penelitian atau identifikasi lebih lanjut. Namun apapun, jenisnya hewan unik dan lucu ini harus terus kita jaga kelestariannya.

Ayo Patungan Klik Bantu kami membangun Taman Biodiversitas Taman Suluh Pambelum

Share:

Giat Rutin Pemeliharaan Plantation Area Taman Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org- Dalam perencanaan tata kelola Taman Biodiversitas Suluh Pambelum wilayah taman dibagi menjadi beberapa areal, salah satunya Plantation Area atau areal penanaman. Areal ini terletak persis di pintu masuk sebelah timur atau tepat disisi Jalan Batu Tumbung. Plantation area ini terbagi dua, pertama berupa areal yang relatif lebih kecil dan merupakan lokasi penanaman pada tahun 2019 bertepatan kegiatan Kemah Bakti Literasi. Bersama peserta Kemah Bakti Literasi, panitia dan relawan menanam beragam jenis buah seperti, mangga, jeruk, kecapi, matoa, tenggareng, asam pangi, kweni, kapul, lengkeng, jambu biji, jambu bol, rambutan, dan durian. 

Taman Suluh Pambelum

Adapun lokasi kedua area penanaman hanya berjarak beberapa meter setelah daerah cekungan. Areal ini mulai ditanami sejak tahun 2020 hingga sekarang. Beberapa jenis bibit buah yang sudah ditanam antara lain Durian merah, Paken, Kapul, Tangkuhis, Tenggareng, Rambutan, Mangga, Buah Bahkau, Ramania, Kasturi, Asam Pangi, Langsat, Sirsak, cempedak dan lain-lain. 

Taman Biodiversitas Suluh pambelum

Sekitar 85 persen tanaman yang ditanam di kedua lokasi ini merupakan bibit dari hasil semai biji. Oleh karena itu proses perkembangannya relatif lambat terutama untuk satu atau dua tahun pertama. Kami berupaya memaksimalkan pertumbuhan bibit-bibit ini sedapat mungkin dengan segala keterbatasan yang ada. Selain dengan upaya pemberian pupuk,  giat rutin perawatan seperti penyiraman khususnya pada waktu dimana hari tanpa hujan berturut-turut membuat kondisi tanah mengalami kekeringan serta pembersihan atau penyiangan rumput yang dapat menjadi gulma bagi tanaman. 

1day1tree

Proses pemeliharaan berupa penyiangan gulma ini juga masih dilakukan dengan cara tradisional yakni menggunakan pisau atau parang. Keterlibatan relawan sangat membantu mempercepat dan meringankan proses ini. Sebagai perbandingan, jika dikerjakan sendiri aktivitas ini membutuhkan waktu beberapa hari, namun dengan gotong royong belasan relawan hanya memerlukan waktu beberapa jam saja.

Sebagaian besar relawan ini merupakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Petak Malai, satu-satunya Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan. Kegiatan-kegiatan Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) memang seringkali melibatkan para relawan yang masih duduk di bangku sekolah hingga yang sudah  berstatus mahasiswa perguruan tinggi, selain untuk menumbuhkan semangat kerelawanan adanya kegiatan ini juga bertujuan mengajak muda-mudi lebih peduli terhadap sesama dan terhadap lingkungan. 

Belasan muda-mudi ini bergabung dengan suka rela tanpa dibayar ataupun dipungut biaya. Bagi mereka ini adalah aktivitas yang positif dan juga menyenangkan karena selain berbakti untuk sesama serta lingkungan juga menjadi ajang hiburan atau refreshing dari rutinitas sehari-hari karena dapat berkumpul, bertemu dan bercengkrama dengan rekan-rekan lain. 


Share:

Berkenalan Dengan Satwa Endemik dan Dilindungi Di Taman Biodiversitas Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org - Kawasan Taman Biodiversitas Suluh Pambelum yang didirikan Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) di Desa Tumbang Baraoi Kecamatan Petak Malai Kabupaten katingan Provinsi Kalimantan Tengah ternyata menyimpan beragam fauna eksotis bahkan  bersifat endemik serta dilindungi

Kupu Trogon

Pendiri taman biodiversitas Muhammad Jumani mengatakan dari hasil pendataan sementara sedikitnya ada empat jenis fauna yang berhasil diidentifikasi berstatus dilindungi atau merupakan satwa endemik tercatat tinggal atau hidup disekitar area ini. 


Tupai Kerdil Kalimantan

"Ada empat jenis fauna yang menjadi perhatian kami. Dua diantaranya berstatus endemik dan dua lagi merupakan hewan yang dilindungi dan masuk dalam daftar appendix II", ujar Jumani.  

Lebih lanjut Founder Bambo Foundation ini menjelaskan empat fauna yang dimaksud yang pertama adalah dari kelompok mamalia yakni Tupai Kerdil Kalimantan (Exilisciurus exilis) yang juga dikenal dengan sebutan "Bornean Pygmi Squirrel" yakni sejenis tupai kecil yang panjang totalnya hanya sekitar 12,5 cm dengan berat kurang dari 20 gram. Selain berstatus endemik hewan mungil ini juga tercatat sebagai salah satu jenis tupai terkecil di dunia. 

Kadal pohon kalimantan

Hewan yang kedua merupakan jenis reptil bersisik yang dikenal dengan nama Kadal Pohon Kalimantan (Dasia vittata). Sesuai namanya hewan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan dipepohonan mencari semut atau serangga kecil ini tercatat sebagai hewan endemik yang mana hanya terdapat di pulau Kalimantan.

Fauna eksotis berikutnya adalah jenis serangga dari bangsa Lepidoptera yang familiar dengan nama Kupu Trogon atau Kupu-kupu Rajah Brooke. Kupu-kupu dengan nama ilmiah Trogonoptera brookiana dapat dikenali dari sayapnya yang dominan hitam kombinasi hijau terang. Jenis ini merupakan hewan dilindungi yang terdaftar dalam Appendix II CITES. CITES adalah sebuah konvensi perdagangan internasional untuk spesies-spesies flora dan satwa  liar, sedangkan Appendix II adalah daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan. 

Hewan yang ke empat adalah binatang yang sangat populer dalam dunia dongeng atau fabel yaitu Kancil atau Pelanduk (Tragulus kanchil). Spesies sebangsa rusa namun berukuran lebih kecil ini merupakan hewan penghuni hutan primer dan sekunder termasuk di Kalimantan. Kendati perburuan terhadap hewan ini cukup umum, seluruh genus pelanduk (Tragulus) merupakan satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Lebih lanjut ia menceritakan, di areal kurang lebih 2500 m2 tersebut pada awalnya akan dibuat taman buah lokal, namun karena berbagai pertimbangan termasuk ditemukannya beberapa fauna eksotis endemik serta dilindungi tersebut akhirnya diputuskan untuk ditingkatkan menjadi taman biodiversitas. 

Taman biodiversitas sendiri pada dasarnya memiliki beberapa fungsi antara lain :

  1. Tempat pelestarian tumbuhan lokal khususnya yang memiliki tingkat ancaman tinggi terhadap kelestariannya
  2. Sebagai sarana rekreasi berbasis lingkungan
  3. Tempat edukasi bagi pelajar dan masyarakat umum
  4. Sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal
  5. Ruang terbuka hijau
  6. Tutupan vegetasi

Jumani berharap gagasan yang ia coba wujudkan bersama rekan-rekannya ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Hal ini ia sampaikan mengingat dana yang diperlukan untuk mengembangkan areal menjadi sebuah taman biodiversitas yang dapat memenuhi setidaknya enam fungsi dimaksud membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain mengandalkan swadaya dan kantong pribadi, sumber dana yang diharapkan hanyalah dari proposal dan donasi di situs penggalangan online kitabisa.com

"Salah satu tujuan utama didirikannya taman biodiversitas ini adalah untuk melestarikan buah lokal. Beragam jenis buah dan flora khas yang ada di sana tentu akan menjadi daya pikat sekaligus memberi daya dukung bagi kehidupan satwa liar yang ada disekitar kawasan yang saat ini bisa jadi semakin sulit untuk mendapatkan makanan karena dampak alih fungsi hutan dan lahan", pungkasnya. 

Sementara itu, Andhika Prasetya  selaku penanggungjawab pembangunan taman tetap optimis bisa menyelesaikan pengerjaan meski mengalami beberapa hambatan terutama  biaya pembebasan lahan “buy back land”. Dikatakan Andhika, saat ini kawasan taman baru memiliki 0,25 Ha padahal idealnya paling tidak sebuah taman biodiversitas memiliki luasan lahan 3 Ha. Karena konsepnya adalam taman maka selain berbagai jenis tumbuhan khas, di kawsan ini juga akan dibangun berapa sarana penunjang. untuk pengunjung dan wisatawan minat khusus.

"Saat ini penataan areal dan penanaman pohon buah terus dilakukan, kendati masih ada kendala kami tetap yakin bisa mewujudkannya dalam tiga tahun kedepan", ucapnya. 
Share:

Jumat, 14 Mei 2021

Bangun Pondok Kerja Bukti Kami Serius Dirikan Taman Biodiversitas

www.bambofoundation.org - Tekad dan keseriusan Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) untuk mendirikan taman biodiversitas semakin bulat. Sebagai salah satu bentuk keseriusan ini ialah dengan mendirikan Pondok Kerja di pusat kawasan taman. Kendati hanya berukuran 5,5 m x 4 meter dan hanya berbahan kayu, bangunan ini diperkirakan setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp 13.405.000 rupiah. 

Pendiri Yayasan Bambo

Kendala nihilnya anggaran yang menjadi masalah terbesar saat ini tidak membuat Muhammad Jumani Founder Bambo Foundation berpatah arang. Sembari menunggu donasi yang digalang melalui www.kibtaisa.com/suluhpambelum, secara swadaya bersama rekan-rekannya mereka mulai mengumpulkan bahan, mengolah, kemudian mulai mengerjakannya bergotong royong bersama relawan Peduli Jantung Borneo. 

Pondok Kerja

Ada cerita menarik dalam mengumpulkan material-material yang secara dominan berbahan kayu kelas I karena selain didapatkan dari sumbangan donatur, pendiri juga rela melego motor kesayangan untuk ditukar dengan bahan bangunan. Bahan yang dimaksud adalah dua kubik kayu jenis Benuas untuk keperluan rangka pokok seperti gelagar, tiang dan guntung. 

Eko Ardinatha

Beruntung untuk "Arsitektur" yayasan Bambo memiliki Eko Ardinatha yang cukup piawai dalam merancang, mengerjakan pekerjaan tukang sekaligus memberi arahan kepada relawan saat proses pengerjaan seperti memahat, memalu dan menggergaji. Untuk urusan bangunan sederhana serupa pondok kerja yang masih dibangun secara tradisional ini kami sangat dapat mengandalkannya. Pria asal Pendahara, Katingan ini memang dikenal sebagai sosok yang "low profile" sebab ia tidak sungkan membaur dan bekerja meski walaupun dalam keorganisasian Ia dipercaya sebagai ketua. 

Pondok Kerja

taman biodiversitas

Sosok lainnya yang tak boleh dilewatkan dalam proses pembangunan ini adalah Edi Sabara. Kendati pria single yang juga dikenal supel ini tidak terlalu ahli dalam dunia pertukangan, namun Ia adalah Master of Ceremonies paling berbakat yang dimiliki organisasi. Kehadirannya pada setiap even atau kegiatan yang diselenggarakan Bambo Foundation seperti Kemah Bakti literasi, Manalih Lewu atau Outdoor Class selalu membuat suasana lebih meriah. Ia memahami dalam proses membangun pondok kerja skillnya sebagai MC tidak terlalu dapat diandalkan, maka sebagai gantinya dialah yang acap kali menyediakan konsumsi bagi peserta gotong royong, tentunya meski ia adalah bendahara yayasan dengan kondisi kas yang nihil semua pengeluaran itu berasal dari kantong pribadinya.

Meski saat ini proses pembangunan Pondok Kerja baru ditahap rangka, tetapi semua juga tidak luput dari peran serta seluruh pengurus dan relawan sebut saja Andhika Prasetya, Dodie, Catrine, Subsidie, Heriwati, Delima Sinaga, Tari Budiarti, Set Nita, Alva, Yhosua, Wandinathan, Akbar, Alprianto, Debby, Riko, Jerry, serta relawan lainnya.   

Kami berharap, Pondok Kerja yang nantinya tidak hanya akan mendukung proses pengembangan kawasan menjadi Taman Biodiversitas tetapi juga menjadi sarana edukasi dan riset ini dapat segera rampung 100 persen. Tentunya kami juga sangat menyadari, pembangunan baik Pondok Kerja ataupun Taman Biodiversitas "Suluh Pambelum" membutuhkan banyak bantuan dan kerjasama berbagai pihak tidak hanya dalam lingkup organisasi tetapi juga dengan intansi luar yang memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga dan mempertahankan kekayaan alam kita yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu kami mengajak seluruh pihak untuk mendukung upaya ini dengan berdonasi melalui Rek BRI 7128-01-013147-53-3 a.n YAYASAN BARAOI MUTIARA BORNEO atau secara online di website www.kibtaisa.com/suluhpambelum

Share:

Sabtu, 08 Mei 2021

Bagaimana Kunang-kunang dapat menghasilkan cahaya ?

www.bambofoundation.org - Kunang-kunang cenderung lebih banyak ditemukan di pedesaan dibandingkan dengan daerah kota atau pemukiman yang padat. Jika menengok kebelakang belasan atau puluhan tahun silam, serangga malam ini masih sangat dengan mudah dapat kita jumpai di sekitar rumah ataupun pematang sawah. Namun kini, bahkan dibeberapa hutan kota sekalipun serangga kecil ini sudah sangat jarang ditemukan. 

Bagaimana kunang-kunang menghasilkan cahaya

Menurut beberapa sumber, serangga malam ini merupakan salah satu hewan yang sensitif terhadap perubahan habitat alaminya terutama akibat pencemaran berupa penggunaan pestisida yang mencemari tanah, asap dan gas buang kendaraan dan pabrik-pabrik bahkan cahaya yang ternyata dapat menganggu ritual kawin mereka. Tidak heran, semua faktor yang disebutkan sangat identik dengan daerah perkotaan dan pemukiman-pemukiman padat yang sudah mulai meninggalkan habit atau kebiasaan ramah lingkungan. 

Popularitas kunang-kunang sebenarnya terletak dari kemampuannya menghasilkan cahaya. Cahaya yang dihasilkan ada yang terus menerus namun adapula yang tampak berkedip-kedip bergantung pada jenisnya.  Diperkirakan setidaknya ada 1.100 spesies kunang-kunang dengan ciri fisik secara umum memiliki tubuh agak lonjong dan sayap lentur. Pejantan bersayap utuh dan memiliki mata majemuk yang besar sedangkan betinanya kebanyakan tanpa sayap dengan mata kecil mirip larva bersegmen. Larva ini bersifat karnivor dengan memangsa siput dan keong.

Lantas dari manakah sumber cahaya kunang-kunang ?

Kunang-kunang menghasilkan cahaya karena adanya organ pembuat cahaya yang terdapat pada segmen tertentu dibagian perut atau kadang-kadang di dadanya. Dari sini cahaya berwarna kuning ke hijauan langsung dihasilkan ketika zat yang disebut "lusiferin" dioksidasi menjadi oksi­-lusiferin oleh oksigen di udara dengan adanya air dan enzim lusiferase.

Energi cahaya yang dihasilkan serangga ini sangat efesien. Cahaya yang dihasilkan kunang-kunang memiliki efesiensi 95 persen,  bandingkan dengan cahaya matahari yang hanya 35 persen atau lampu pijar yang hanya mengubah 10 persen energinya menjadi cahaya. 

Kapan kamu terakhir kali melihat kunang-kunang ?

Saat malam hari di Taman Biodiversitas Suluh Pambelum yang sedang kami bangun masih terdapat banyak kunang-kunang. Sebuah anugerah alam titipan sang Maha Kuasa yang wajib kita jaga dan lestarikan, terlebih bagi mereka yang pernah memiliki kenangan indah bersama kunang-kunang di masa kecil, tetap bisa menyaksikan "lentera-lentera"  mungil ini beterbangan dimalam hari adalah sebuah kesempatan yang sangat berarti. 

Mari Jaga Jantung Borneo Kita ! dengan  Patungan Bangun Taman Biodiversitas

Share:

Rabu, 05 Mei 2021

Ayo Patungan Bangun Taman Biodiversitas Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org - Perlahan tetapi pasti sejak tahun 2019 lalu Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) sedikit demi sedikit  membebaskan lahan masyarakat untuk melestarikan buah lokal yang terancam punah. Pada awalnya areal seluas 0,25 Ha ini akan diarahkan menjadi kebun buah lokal, namun dengan berbagai pertimbangan termasuk dengan ditemukanya fakta bahwa ada beberapa jenis hewan endemik dan dilindungi disekitar kawasan maka diputuskan untuk mengembangkannya menjadi  Taman Biodiversitas. 

Taman Biodiversitas atau taman keanekaragaman hayati (Kehati) memiliki beberapa fungsi antara lain tempat pelestarian tumbuhan lokal, sarana rekreasi, tempat edukasi, sumber genetik tumbuhan lokal, ruang terbuka hijau dan tutupan vegetasi. Saat ini sudah ada ratusan bibit buah termasuk beberapa jenis buah langka yang ditanam di kawasan ini. 

Sayangnya biaya untuk membangun sebuah taman biodiversitas tidaklah sedikit bahkan untuk yang sangat sederhana sekalipun. Untuk itu kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, siapapun dan dengan latar belakang apapun untuk turut bergabung Ayo Patungan Bangun Taman Biodiversitas yang kami beri nama "Suluh Pambelum" atau "Tunas Kehidupan". 

Kami telah meluncurkan sebuah laman penggalangan dana di situs Kitabisa.com/suluhpambelum. Bagi sahabat sekalian yang belum pernah melakukan donasi di situs ini berikut tutorial atau panduannya. 

1. Klik halaman penggalangan dana www.kitabisa.com/suluhpambelum. Link tersebut akan mengarah pada halaman penggalangan dana dengan judul " Bantu Bangun Taman Biodiversitas "Suluh Pambelum" kemudian klik tombol berwarna merah muda dengan tulisan donasi sekarang.

Cara donasi Bangun Taman Biodiversitas

2. Langkah berikutnya adalah memasukan nominal donasi. Untuk donasi melalui situs atau laman ini nilai minimum atau paling sedikit adalah Rp 10.000,- namun jika melalui aplikasi maka nominal paling rendah untuk donasi adalah Rp 1.000,-. Nominal ini masih bisa dikoreksi atau diedit di halaman selanjutnya.
Cara donasi lingkungan

3. Pilih metode pembayaran. Ada banyak jenis metode atau alternatif pilihan pembayaran donasi, Misalnya pembayaran instan menggunakan e wallet seperti gopay, dompet kebaikan kitabisa, DANA, ShopePay, Linkaja, dan Jenius Pay. Alternatif lain adalah mentransfer ke akun virtual berbagai jenis bank antara lain BCA, MANDIRI, BNI, BRI dan BSI. Pilihan lainnya juga bisa langsung transfer bank atau menggunakan kartu kredit.  Untuk memilih metode pembayaran  klik pada salah satu yang anda inginkan. Untuk contoh panduan donasi kali ini kami akan menggunakan virtual akun BRI. 

Panduan terbaru donasi kitabisa.com

Cara bayar donasi kitabisa.com

cara Berdonasi bidang lingkungan

4. Setelah memilih metode pembayaran maka halaman selanjutnya adalah mengisi nominal donasi. Nominal nominasi akan secara otomatis terisi nilai yang anda pilih pada langkah dua, jika ingin dirubah cukup arahkan pada kolom nominal dan hapus lalu ganti dengan nominal yang baru, jika tidak maka bisa langsung mengisi nama di kolom Nama lengkap dan Nomor HP di Nomor Ponsel atau Email. Klik di sebelah kanan tulisan "sembunyian nama saya" jika ingin berdonasi sebagai anonim (tanpa nama). Anda juga bisa menuliskan doa atau harapan kepada penggalang dana tau anda sendiri di kolom terakhir sebelum lanjut pembayaran.

Cara donasi kitabisa.com

5. Segera anda akan masuk ke halaman instruksi pembayaran serta nomor akun bank virtual  (pada tutorial ini sebelumnya  memilih metode pembayaran menggunakan virtual akun bank BRI). Jika masih belum yakin dan bingung, maka bisa klik salah satu dari tiga panduan pembayaran. 

Membantu penggalangan dana di kitabisa.com
6. Misalnya jika ingin melakukan pembayaran menggunakan BRI Mobile Banking maka caranya dapat dilihat seperti di gambar berikut. 
Cara donasi kitabisa.com pakai BRI

Jangan ragu untuk berdonasi meski hanya Rp 1.000,- , karena bagi kami tidak ada nominal yang terlalu sedikit untuk ikut Patungan Bangun Taman Biodiversitas "Suluh Pambelum". 

Donasi secara langsung juga bisa dikirimkan ke rek BRI 7128-01-013147-53-3 a.n YAYASAN BARAOI MUTIARA BORNEO (mohon kesediaanya untuk konfirmasi nama dan nominal transfer ke 082255313036). 

Kami juga mohon dengan hormat bagi Bapak/ Ibu atau sahabat sekalian yang bekerja atau memimpin sebuah instansi dan dapat membantu tetapi memerlukan proposal atau usulan agar berkenan menghubungi kami melalui Tlp/ WA : 0822 5531 3036 - Muhammad Jumani atau 0822 5150 6889 - Eko Ardinatha.



Share:

Selasa, 04 Mei 2021

Mengenal Kadal Pohon Reptil Endemik Kalimantan

www.bambofoundation.org - Kadal pohon Kalimantan adalah sedikit jenis kadal yang lebih banyak menghabiskan waktu di pepohonan untuk tinggal, mencari makan hingga berkembangbiak. Jenis kadal pohon ini dalam bahasa Inggris disebut Striped Bornean Tree Skink atau Striped Tree Skink.

Kadal Pohon Kalimantan

Secara fisik Kadal Pohon Kalimantan tidak jauh berbeda dengan kadal serasah atau bengkarung pada umumnya. Selain aktivitasnya yang lebih dominan di batang dan dahan pohon, spesies ini dapat dikenali dari motif strip atau warna pada tubuhnya. Kadal Pohon Kalimantan didominasi warna coklat dengan bintik-bintik kuning pada bagian tubuh terutama punggung, kaki hingga ekor. Pada kepala hingga leher warna cenderung hitam dengan pita atau strip putih kekuningan. Sedangkan pada sisi bagian perut, bagian dalam kaki serta ekor berwarna hijau. 

Reptil dengan nama ilmiah atau nama latin Dasia vittata ini memiliki panjang tubuh sekitar 10,8 cm dan sangat lincah memanjat. Jari-jari kakinya yang ramping dan kuku-kuku yang tajam sangat mendukung aktivitasnya dalam mencari makan di pepohonan berupa semut dan serangga kecil. Warna tubuh khususnya bagian punggung yang dominan coklat cukup baik dalam membantunya membaur dengan warna-kulit-kulit kayu. 

Kadal Pohon Kalimantan ini adalah salah satu dari dua jenis fauna eksotis  endemik yang ditemukan disekitar kawasan Taman Biodiversitas Suluh Pambelum Bambo Foundation. Selain jenis reptil, jenis mamalia kecil yakni Tupai Kerdil Kalimantan atau Bornean Pygmy Squirrel (Exilisciurus exilis) juga tercatat hidup disekitar kawasan ini. Uniknya selain endemik hanya di Pulau Kalimantan hewan mungil ini  juga tercata  menyandang predikat tupai terkecil didunia.

Selain hewan endemik, di areal yang dikembangkan menjadi taman biodiversitas ini juga diketahui menjadi habitat dua hewan dilindungi yaitu dari bangsa kupu-kupu (Trogonoptera brookiana) yang masuk kedalam Appendix II CITES dan Pelanduk Kancil (Tragulus kanchil) satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Diyakini masih ada jenis hewan endemik atau dilindungi  yang belum teridentifikasi di Taman Biodiversitas Suluh Pambelum, terutama dari kelompok serangga dengan spesies yang jauh lebih berlimpah, namun tidak menutup kemungkinan dari kelas Aves yang juga terpantau cukup beragam.

Taman biodiversitas sendiri pada dasarnya memiliki beberapa fungsi antara lain :

  1. Tempat pelestarian tumbuhan lokal khususnya yang memiliki tingkat ancaman tinggi terhadap kelestariannya
  2. Sebagai sarana rekreasi berbasis lingkungan
  3. Tempat edukasi bagi pelajar dan masyarakat umum
  4. Sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal
  5. Ruang terbuka hijau
  6. Tutupan vegetasi
Pada awalnya, areal seluas 0,25 Ha yang sedang dikembangkan akan dijadikan taman buah lokal, namun mengingat adanya beberapa spesies penting di areal ini serta pertimbangan lainnya maka disepakati untuk mendirikan Taman Biodiversitas. Sayangnya pendirian taman biodiversitas membutuhkan biaya tidak sedikit, terutam biaya pembebasan lahan dan sarana penunjang. Untuk itu selain menyisihkan dana dari  penghasilan pribadi,  sumber dana bergantung pada propsal dan penggalangan melalui situs crowdfounding.  Kami mengajak siapa saja untuk sama-sama bergerak membantu mewujudkan taman biodiversitas ini dengan berdonasi melalui laman www.kitabisa.com/suluhpambelum atau donasi secara langsung ke rek  BRI 7128-01-013147-53-3 a.n YAYASAN BARAOI MUTIARA BORNEO

Ikuti aktivitas kami melalui halaman facebook www.facebook.com/bambofoundation dan IG : Bambo_Foundation.



Share:

Selasa, 30 Maret 2021

Selamatkan Tumbuhan Lokal Melalui Taman Biodiversitas

SariAgri - Prihatin akan keberadaan tumbuhan buah lokal yang kian langka mendorong Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) berinisiatif mendirikan Taman Biodiversitas di Desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

Taman Biodiversitas Suluh Pambelum

“Setiap tahun kehadiran buah-buahan lokal di pasar tradisional dan desa-desa yang dulu merupakan penghasilnya semakin berkurang, sementara upaya perbanyakan atau penanaman kembali nyaris tidak ada,” kata founder Bambo Foundation, Muhammad Jumani.

Terancamnya keberadaan buah-buah lokal tersebut, ungkap dia, akibat alih fungsi lahan dan kebiasaan sebagian masyarakat yang menempuh cara instan untuk memanen buah dengan cara menebang pohonnya. Padahal jika bergantung pada alam, perlu waktu hingga puluhan tahun bagi biji-bijian tersebut untuk bisa mencapai usia produktif dan menghasilkan buah.

Untuk itu, sejak 2016 Bambo Foundation memulai berburu biji-bijian tumbuhan buah lokal dari desa ke desa khususnya di Kecamatan Petak Malai untuk keperluan perbanyakan menggunakan teknik tanam biji di dalam polybag. Hasilnya, sudah ada ratusan bibit tumbuhan buah lokal yang sudah dan siap tanam.

Kini Taman Biodiversitas yang dirintis pada 23 Agustus 2019 itu sudah memiliki lebih dari seratusan bibit buah yang mana sebagian di antaranya adalah buah-buahan lokal eksotis dan khas seperti asam pangi (Mangifera pajang), kapul/ tampoi (Baccaurea macrocarpa), tenggareng (Nephelium ramboutan-ake), tangkuhis (Dimocarpus longan var malaysianus), kecapi (Sandoricum koetjapi), balangkasua, dan durian merah (Durio dulcis).

Tidak mudah menemukan areal yang tepat dan cukup luas untuk mendirikan sebuah Taman Biodiversitas. Beruntung, berkat kegigihan dan semangat pantang menyerah, hasil patungan pengurus akhirnya bisa membebaskan lahan milik masyarakat dengan sistem buy back land.

Sebelumnya Jumani, sapaan akrab pria kelahiran Batola, 22 Februari 1985 ini, menuturkan pernah melakukan penanaman bibit tumbuhan lokal bersama-sama masyarakat di beberapa lahan kosong strategis di Desa Tumbang Baraoi, seperti lingkungan SMA dan SD serta sekitar area Lapangan Sepak Bola “Buluh Merindu”, bertepatan Hari Bumi tahun 2018 namun hasilnya belum memuaskan.

“Penanaman tahun 2018 di lahan kosong areal pemukiman kurang efektif karena sulit kontroling, jadi kami berinisiatif membebaskan lahan tidur milik warga dengan sistem membeli lagi lahan masyarakat yang ditelantarkan tersebut, untuk dirintis menjadi Taman Biodiversitas agar lebih mudah dalam perawatan dan pengawasan,” ujar dia.

Pendirian Taman Biodiversitas adalah salah satu bentuk dukungan Yayasan Bambo kepada pemerintah dalam upaya melestarikankeanekaragaman hayati Indonesia. Selain sebagai tempat pelestarian tumbuhan lokal, taman biodiversitas juga berperan sebagai sumber genetik tumbuhan, tutupan vegetasi, ruang terbuka hijau dan ekowisata.

Sementara itu, pegiat konservasi keragaman hayati dari Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia) Ferry F. Hoesain, menyambut baik dan mengapresiasi atas upaya yang dilakukan Jumani dan timnya, Kalteng untuk melestarikan tumbuhan buah lokal yang saat ini semangkin langka.

Ferry, yang juga dikenal sebagai pelestari anggrek alam ini, berharap nantinya di Taman Biodiversitas yang dibangun Jumani dan kawan-kawan, bisa semakin banyak tanaman lokal yang bisa dikumpulkan dan ditumbuhkan dengan baik sehingga dapat menjadi tempat riset.

“Melalui kegiatan kepeloporan yang dilakukan oleh Jumani ini diharapkan, bisa juga menjadi inspirasi bagi tokoh muda di daerahnya masing-masing. Sehingga terbangun mata rantai kepedulian terhadap lingkungan, khususnya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia, yang banyak sekali, bahkan mungkin ada yang belum teridentifikasi,” kata Ferry.

Sumber  : Sari Agri

Share:

Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) | NGO Bidang Pendidikan, Sosial dan Lingkungan | Desa Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan Kalimantan Tengah- Indonesia 74459