Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) | NGO Bidang Pendidikan, Sosial dan Lingkungan | Desa Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan Kalimantan Tengah - Indonesia 74459

Sabtu, 05 Desember 2020

Kembali Tanam Puluhan Buah Lokal di Hari Tanam Pohon

www.bambofoundation.org- Yayasan Baraoi Mutiara Borneo atau yang biasa disingkat Bambo Foundation bersama relawan kembali menanam puluhan bibit buah lokal di Lokasi Miniatur Kebun Buah dan Tumbuhan Langka, Jl. Batu Tumbung Desa Tumbang Baraoi Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan Sabtu 28 November 2020.

Hari tanam pohon 2020


Peduli Jantung Borneo


Kegiatan yayasan baraoi mutiara borneo

Masih dilokasi yang sama, kegiatan tanam pohon ini merupakan yang kedua kalinya setelah penanam pertama yang dilaksanakan bertepatan dengan kegiatan Kemah Bakti Literasi, Agustus 2019 lalu. 

Tanam pohon katingan

Puluhan buah-buahan lokal yang ditanam beberapa di antaranya sudah terbilang langka dan sulit di jumpai. Jenis-jenis buah lokal yang ditanam kesemuanya merupakan hasil pembibitan sendiri yang berasal dari semai biji. Adapun untuk mendapatkan biji buah-buahan ini Bambo Foundation tidak hanya mengumpulkan  dari desa Tumbang Baraoi saja  tetapi juga dari desa-desa lain di wilayah Petak Malai seperti desa Tumbang Jala, Batu Tukan dan Dusun Tumbang Papi. 

cara jadi relan kegiatan lingkungan

kebun buah di katingan

Spesies tumbuhan lokal tersebut antara lain Durian (Durio zibethinus), Paken (Durio kutejensis), Durian Kerai/ Durian Gundul (Durio sp), Belimbing Darah/ Umbing (Baccaurea angulata), Asam Pangi (Mangifera pajang), Asam putar (Mangifera torquenda), Kapul (Baccaurea macrocarpa), Buah Bahkau (Aglaia sp), Tenggaring/ maritam (Nephelium ramboutan-ake), Siwau (Nephelium sp),  serta beberapa buah-buahan umum seperti Manggis, Langsat, Jambu Biji, Mangga, Kweni, Cempedak dan Rambutan. 

kegiatan peduli jantung borneo

jenis buah langka di katingan

Meski jumlahnya tidak seberapa, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya generasi muda untuk dapat turut andil dan berkontribusi aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. 

Share:

Kamis, 19 November 2020

Tractor Millipede, Si "Punggung Datar" dari Hutan Borneo

www.bambofoundation.org- Tractor Millipede adalah satu sekitar 5000 jenis bangsa (ordo) Polydesmida yang hidup di bumi. Dengan angka yang fantastis tersebut Polydesmida diyakini sebagai ordo kaki seribu paling banyak spesies atau jenisnya. 

Traktor Millipede

Tractor Millipede sendiri sejatinya bukan menunjuk pada satu jenis melainkan nama yang umum digunakan untuk kelompok kaki seribu berpunggung datar. Polydesma umumnya tidak memiliki mata, sebagai gantinya mereka memiliki semacam "antena" untuk mengindera segala sesuatu yang ada disekitar mereka seperti makanan maupun potensi ancaman.

Di sepanjang tubuh mereka banyak terdapat pori atau lubang yang menghasilkan hidrosianida (HCN), asam format (asam semut) atau zat lain yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri. Sebagian spesies melepaskan zat tersebut secara perlahan, namun diyakini sebagian lain dapat menyemprotkannya.

Hewan unik ini masih cukup sering di jumpai di hutan-hutan Kalimantan baik Hutan Lindung maupun hutan sekunder tidak terkecuali di sekitar pemukiman penduduk yang tinggal berdekatan dengan hutan. Di alam ia memakan tanaman hidup maupun yang telah membusuk dan dapat berpotensi menjadi hama karena memakan pucuk dan daun tanaman budidaya seperti tanaman hias dan sayur-sayuran. 

Tempat tinggal atau habitat yang umum adalah serasah atau tumpukan daun, bebatuan, sekitar pohon yang telah lapuk atau bahkan kulit kayu yang masih hidup. 

Data atau referensi tentang traktor milipede sendiri masih terbilang sedikit. Bahkan menurut beberapa sumber, masih banyak yang belum teridentifikasi. Ini tentunya menjadi peluang dan kesempatan yang baik bagi peneliti-peneliti dan ahli biologi khususnya Indonesia untuk dapat memberikan sumbangsihnya dalam mendeskripsikan dan memberi nama jenis-jenis yang belum teridentifikasi tersebut. 

Karena proses identifikasi tentunya membutuhkan keahlian dan waktu yang tidak singkat, maka kita wajib menjaga kelestarian hewan-hewan ini dengan cara menjaga hutan dan habitatnya. Agar hutan dan segala isinya tidak hanya tinggal cerita tetapi menjadi penyelamat umat manusia.

Share:

Minggu, 16 Agustus 2020

Mengenal Kalajengking Kayu Kerdil Liocheles australasiae

Bambo Foundation - Berbicara flora dan fauna Borneo memang tidak pernah habisnya, karena demikian banyaknya tidak sedikit hewan atau tumbuhan yang sebenarnya ada disekitar namun tidak atau belum kita ketahui. Nah untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehingga kita bisa lebih bijak dan peduli akan kelestarian lingkungan, kali ini kami akan mengajak kalian berkenalan dengan salah satu hewan yang tergolong kelas Arachnida dari bangsa Scorpiones atau kalajengking.

Makanan kalajengking di alam
Gambar Kalajengking Kayu Kerdil (Liocheles australasiae)
Jenis kelejengking yang hidup di bumi diperkirakan setidaknya ada 2000 jenis. Sekitar 30-40 jenis memiliki racun yang dapat membunuh manusia. Racun kalajengking pada umumnya tergolong racun saraf atau neurotoxin walaupun ada juga yang bersifat sitoksik atau racun sel. Fungsi racun ini umumnya adalah untuk melumpuhkan mangsanya agar mudah "dimakan". 

Di antara ribuan jenis kalajengking, salah satunya adalah Liocheles australasiae atau dikenal juga dengan kalajengking kayu kerdil. 

Karakteristik Umum
Kalajengking ini termasuk spesies yang berukuran kecil karena  hanya memiliki panjang tubuh dewasa sekitar 2-3 cm. Tubuhnya relatif pipih dengan sengat bagian ekor cenderung kecil dan kurang berkembang. Di duga hal ini karena penyesuaian habitatnya dan kebiasaanya yang suka berada dicelah-celah sempit kayu dan batu. Warna tubuhnya cenderung coklat. 

Habitat
Meski tidak jarang ditemukan di permukaan tanah, celah-celah kayu atau batu di lantai hutan, arthropoda kecil ini sangat lihai memanjat dan sering di jumpai dicelah-celah antara pelepah pohon kelapa (Cocos nucifera) atau pohon Rumbia (Metroxylon sagu) karenanya ia diklasifikasikan sebagai hewan arboreal. 

Makanan
Mangsa Kalajengking Kayu Kerdil ini umumnya adalah laba-laba kecil, dan atau serangga kecil lainnya yang tidak terlalu gesit untuk ditangkap. Sepasang capit berfungsi untuk menangkap atau memegang mangsa yang berada dalam jangkauan. Cara makan kalajengking kayu kerdil tidak dengan mengunyah tetapi dengan menghisap cairan tubuh mangsanya. 

Pertahanan
Meskipun tidak berbahaya bagi manusia, pilihan bijak adalah dengan tidak mengganggunya. Liocheles australasiae umumnya lebih memilih lari jika terancam dan dalam keadaan benar-benar terdesak, terkadang ia akan menunjukan perilaku berpura-pura mati untuk mencegah predator memakannya. Tubuhnya yang relatif pipih dengan metasoma yang bisa dilipat kesamping adalah sebuah keuntungan baginya untuk mendiami celah-celah sempit sehingga terhindar dari predator sekaligus menjadi tempat yang tepat untuk berburu mangsa serangga kecil.

Liocheles australasiae (Kalajengking Kayu Kerdil) dapat di jumpai di India, Bangladesh, Kepulauan Yaeyama (Jepang), Cina, Korea, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, Kepulauan Mariana, Australia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru, Fiji, Tonga, Samoa dan Polinesia Prancis. Di Indonesia hewan mungil ini juga tersebar luas termasuk di hutan-hutan Kalimantan dan tidak jarang juga ditemui di sekitar pemukiman penduduk.  

Share:

Kamis, 05 Desember 2019

Raspberi Cantik Yang Belum Dilirik

www.bambofoundation.org - Hutan Kalimantan diyakini masih menyimpan ribuan flora berpotensi yang menunggu untuk dieksplorasi. Melalui berbagai penelitian dan uji kandungan, beragam tumbuh-tumbuhan tersebut nantinya dapat diklasifikasikan fungsi dan kegunaannya dalam rangka menunjang kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita memberikan prioritas utama dalam memastikan sustainability hutan sebagai jaminan keberlangsungan umat manusia itu sendiri.
Buah Beri Kalimantan
Raspberry/ Beri liar (Rubus sp)
Raspberry adalah salah satu contoh tumbuhan unik yang juga dapat di jumpai di hutan-hutan Kalimantan namun belum banyak dibahas. Raspberry khususnya di Indonesia memang belum sepopuler blueberry. Namun beberapa literatur menyebutkan jenis tumbuhan liar dari marga Rubus ini cukup dikenal dibeberapa belahan dunia karena selain dapat dikonsumsi juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Arbei nama umum yang mungkin di tujukan untuk genus (Rubus) adalah kelompok tanaman yang masih satu suku dengan Mawar (Rosaceae). Mereka biasa tumbuh secara alami di lahan terbuka seperti tepi hutan, pinggir jalan, hutan sekunder, belukar, dan tepi sungai. Meskipun umumnya ditemukan pada ketinggian 500 - 1400 mdpl namun terkadang juga dijumpai pada daerah dengan ketinggian lebih rendah. Ciri-ciri umum Rubus yaitu berupa tumbuhan berhabitus semak, dengan sifat tumbuh merayap, menjalar, atau tegak. Salah satu karakteristik tanaman ini adalah adanya duri pada batangnya. Daun bervariasi antar jenis, mulai dari daun tunggal yang bercangap hingga daun majemuk berseling, menyirip atau menjari sedangkan bunga memiliki variasi warna dari putih, merah muda hingga merah-ungu. 

Buah Raspberry juga bervariasi namun yang cukup populer adalah yang berwarna merah atau oranye yang terlihat sangat memikat. Ukurannya tidak terlalu besar, hanya sekitar 1,8 cm. Merupakan buah agregat subglubosa. Buah agregat adalah buah yang berkembang dari suatu bunga yang memiliki putik tunggal, buah tersebut berkembang menjadi buah batu yang sangat kecil dan menempel satu sama lain tetapi terpisah sebagai unit tersendiri dari dasar bunga yang kering melengkung berbentuk kubah. Jenis buahnya termasuk buah juicy (banyak mengandung air) sehingga cocok untuk dibuat jus, dimakan langsung atau diolah menjadi selai. 

Raspberi juga memiliki khasiat pengobatan di antaranya akar dan daun. Akar digunakan untuk pengobatan disentri dengan cara direbus. Selain itu akar juga mengandung alkaloid yang dapat berfungsi menjaga dan melindungi hati.  Ekstrak tumbuhan ini juga memiliki potensi yang tidak kalah penting yaitu sebagai obat kanker payudara (tsFT210).

Raspberi yang tumbuh di Kalimantan (salah satuny mungkin dari jenis Rubus alceifolius) adalah semak belukar  yang kuat, agresif, menyebar dengan batang berduri melengkung panjang. Tanaman ini tersebar dan tumbuh dari biji yang tersebar berkat bantuan burung. Rumpun besar yang rapat dan penuh duri ini merupakan semak padat yang sangat sulit ditembus.

Beri hutan ini dapat tumbuh pada hampir disegala jenis tanah, namun lebih menyukai jenis tanah yang bertekstur gembur atau memiliki drainase yang baik. Selain dengan biji perbanyakan dapat pula dilakukan dengan cara merunduk (layering). Namun perlu diperhatikan, tanaman ini memiliki potensi sebagai tanaman invasif bahkan menurut hasil penelitian USDA dan Weed Science Society of America, tanaman ini termasuk potensi gulma invasif masa depan berperingkat tertinggi di AS.

Nama lokal : Buah parinat, mompap, Pemperingatan, Buah Beri hutan.

Tanaman ini adalah salah satu koleksi Taman Biodiversitas Suluh Pambelum yang sedang kami bangun. Bantu kami mengumpulkan lebih banyak tumbuhan lokal eksotis dengan segudang potensinya dengan cara donasi lihat caranya di sini
Share:

Minggu, 24 November 2019

Khasiat Tanaman Langka Asam Pangi Mulai Anti Mikroba Hingga Anti Kanker

www.bambofoundation.org- Asam Pangi (Mangifera pajang) adalah tanaman buah dari keluarga Anacardiaceae yang memiliki kulit tebal dan aroma khas. Tanaman yang masih berkerabat dekat dengan mangga ini umumnya tumbuh liar dan merupakan tanaman asli pulau Borneo (Kalimantan) termasuk Brunei, dan Malaysia. 

Khasiat asam pangi anti kanker
Buah Asam Pangi/ Bambangan (Mangifera pajang)
Asam Pangi yang secara umum dikenal dengan sebutan Bambangan atau "Bambangan Manggo/ wild manggo" merupakan tanaman berupa pohon berperawakan besar dengan tinggi  mencapai belasan meter bahkan beberapa puluh meter dan diameter dapat berukuran lebih dari satu meter. Buahnya berbentuk bulat telur dengan warna kulit kuning-kecoklatan, jika diraba kulit akan cenderung terasa agak kasar. Di bawah lapisan kulitnya yang tebal terdapat daging buah yang berwarna kekuningan dengan serat yang agak lebih kasar pada kelompok mangga pada umumnya. Ukuran buahnyapun relatif lebih besar, dengan berat bisa mencapai 800 gram dan dapat disimpan beberapa hari.
bibit buah asam pangi/ bambangan
Bibit Asam Pangi (Mangifera pajang)
Jika ingin mengkonsumsi buah ini ada baiknya jangan langsung dikupas setelah dipetik, tetapi didiamkan terlebih dahulu satu atau dua hari. Selain itu pastikan kulitnya yang tebal benar-benar bersih karena sisa getah pada kulitnya akan membuat lidah anda akan terasa getir seperti halnya jika terkena getah buah Kweni (Mangifera odorata).

Tanaman Asam Pangi dapat berbuah dua kali setahun, biasanya antara bulan Januari-Februari dan Juli-Agustus. Selain dinikmati langsung daging buahnya yang tinggi kandungan air, antioksidan vitamin C serta agen anti mikroba dapat pula dikonsumi dalam bentuk jus.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Asam Pangi adalah tanaman endemik  yang hanya ditemukan di pulau Kalimantan. Artinya sebaran alaminya adalah pulau Borneo yang merupakan milik dari tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam meskipun beberapa sumber juga menyebutkan tanaman ini juga tercatat ada di Singapura.

Status konservasi Asam Pangi (Mangifera pajang) mengacu pada situs IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources), berada pada katagori "rentan"  (Vulnurable). Dengan kata lain berdasarkan data yang dikeluarkan IUCN Red List of Threatened Species atau disingkat IUCN Red List tersebut menunjukan bahwa spesies ini sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar.

Padahal menurut data dari Perpustakaan Nasional Institut Kesehatan Nasional AS menyebutkan  selain buahnya yang edibel,  Spesies tanaman Asam pangi (Mangifera pajang) dapat menjadi sumber potensial untuk antikanker alami (terutama untuk kanker payudara, hati dan usus besar) dan antioksidan serta anti mikroba. Ekstrak kernel, kulit batang dan daun Asam Pangi (Mangifera pajang). Beberapa zat penting yang berfungsi sebagai anti kenker dan antioksidan yang terkandung dalam kernel, kulit, batang dan daun Asam Pangi antara lain triterpen sikloartana,lupane,metil galat, dan quercitrin.

Ayo Patungan Bangun Taman Biodiversitas "Suluh Pambelum" agar tidak hanya Asam Pangi dan  berbagai jenis pohon buah lokal lainnya yang bisa dilestarikan tetapi juga berbagai fauna endemik serta dilindungi yang hidup di sekitar kawasan ini. 

Mari Bersama Jaga Jantung Borneo Kita!


Referensi
https://www.iucnredlist.org/species/31394/9625586
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4391605
Share:

Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) | NGO Bidang Pendidikan, Sosial dan Lingkungan | Desa Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan Kalimantan Tengah- Indonesia 74459