Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) | NGO Bidang Pendidikan, Sosial dan Lingkungan | Desa Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan Kalimantan Tengah - Indonesia 74459

Senin, 05 Juli 2021

Serangga Lentera Kalimantan (Pyrops intricatus)

www.bambofoundation.org - Serangga Lentera adalah serangga unik lainnya yang juga dapat dijumpai di Kalimantan. Dinamai serangga lentera sebenarnya bukan lantaran serangga ini mampu menghasilkan cahaya, akan tetapi dari bentuk kepalanya yang memanjang dan terkadang menggembung pada bagian ujung atau moncongnya sehingga dahulu diduga dapat memancarkan cahaya seperti lentera. 

Serangga lentera Kalimantan


Faktanya Serangga Lentara  yang memiliki sejumlah nama lain seperti Lalat Lentera (Lantern flies) atau Lalat Lanthorn dengan nama ilmiah Pyrops intricatus merupakan kelompok serangga dari famili Fulgoridae yang tidak menghasilkan cahaya seperti halnya kunang-kunang. Famili ini banyak dijumpai di daerah tropis dan tercatat setidaknya ada 125 genus secara keseluruhan tersebar diseluruh dunia. 

Kepala memanjang yang menyerupai moncong bahkan ada yang berukuran hampir sebesar tubuhnya ini diduga berfungsi untuk membantu serangga tersebut meraih atau menembus kulit pohon yang merupakan makanannya. 

Klasifikasi Serangga Lentera Kalimantan adalah sebagai berikut :
Kingdom   : Animalia
Phylum     : Arthropoda
Class         : Insecta
Order        : Hemiptera
Infraorder : Fulgoromorpha
Family      : Fulgoridae
Genus       : Pyrops
Species     : Pyrops intricatus

Jika beruntung, di Taman Suluh Pambelum pengunjung atau pelancong dapat menemukan serangga ini hinggap atau beristirahat di pepohonan. terkadang selain serangga lentera beberapa jenis serangga lain seperti stick insect atau serangga ranting, beragam jenis capung, bahkan kupu-kupu langka, juga bisa dijumpai disekitar areal kawasan taman.

Taman yang dibangun secara swadaya ini masih dalam proses pengembangan, dan membutuhkan banyak support atau dukungan. Salah satu bentuk dukungan yang bisa dilakukan adalah dengan berdonasi melalui link laman donasi Taman Suluh Pambelum atau dengan membagikannya kepada teman atau keluarga baik secara langsung ataupun dengan mempostingnya di laman sosial media . 

Referensi : Wikipedia
Share:

Minggu, 04 Juli 2021

Salak Hutan Buah Lokal Rimba Kalimantan

www.bambofoundation.org - Rasa buah salak hutan yang manis atau cenderung lebih asam dengan warna oranye atau merah sudah sangat familiar bagi anak-anak Suku Dayak khususnya yang masih atau pernah bermukim di pinggiran hutan. Kendati umumnya tumbuh liar diantara rimbunnya pepohonan dan semak belukar, namun tanaman ini mudah dikenali karena memiliki karakteristik yang khas. 

Buah Salak Hutan

Salak Hutan dibeberapa daerah dikenal dengan nama lain kelubi, salak merah atau asam paya. Adalah sejenis tanaman yang menghasilkan buah serupa salak dengan kulit buah bersisik dan daging buah berwarna putih. Dibandingkan jenis buah salak pada umumnya, salak hutan memiliki buah yang realtif lebih kecut dan warna kulit buah yang lebih mencolok yakni berwarna merah. 

Salak hutan

Pengalaman penulis selama berburu salak hutan jarang menemukan jumlah buah lebih dari 10 dalam satu tandan. Hal ini mungkin karena di habitat aslinya salak yang merupakan tanaman berumah dua (dioceous) yang berarti bahwa dalam satu individu terdapat bunga jantan atau bunga betina saja hanya mengandalkan serangga dalam upaya penyerbukannya, sebab peran angin mungkin kurang begitu signifikan lantaran kondisi hutan dengan semak belukar dan tegakan yang rapat. 

Salak hutan termasuk kelompok tanaman palem-paleman (Areaceaeae), seperti halnya Pinang, Kelapa, Sawit, Aren, Rumbia dan Nypah. Namun berbeda dengan beberapa jenis tanaman tersebut yang relatif lebih aman untuk di panen, pelepah-pelepah daun salak memiliki duri tajam dan relatif kokoh sehingga perlu ekstra hati-hati saat mencoba memanen atau memetik buahnya. Duri-duri ini dapat mencapai panjang hingga lebih dari 5 cm dan dapat dengan mudah menembus sendal jepit atau celana jeans apalagi kulit manusia.

Saat ini belum diketahui adanya upaya budidaya salak hutan secara konkrit atau besar-besaran. Meski warna kulit buahnya menarik, namun rasanya yang cenderung lebih asam mungkin menjadi alasan kurangnya minat para petani atau pengusaha perkebunan memilih tanaman ini untuk dijadikan komoditi. Padahal saat ini salak hutan sudah mulai diusahakan untuk olahan asinan dan manisan. 

Ketergantungan terhadap alam khususnya hutan juga sangat berisiko terhadap salak hutan itu sendiri mengingat kondisi hutan cenderung tidak stabil dan mudah mengalami alih fungsi dan terdegredasi akibat berbagai aktivitas manusia. Sadar akan hal ini, Yayasan Baraoi Mutiara Borneo melalui program Peduli Jantung Borneo mendirikan Taman Suluh Pambelum yang menjadi pusat pelestarian berbagai jenis tumbuhan buah lokal di luar kawasan konservasi yang mana salah satu koleksinya adalah Salak Hutan ini. 

Share:

Jumat, 02 Juli 2021

Jamur Makroskopis di Taman Suluh Pambelum Kalimantan Tengah

www.bambofoundation.org - Ragam jenis jamur cantik dan eksotis yang pernah dijumpai tumbuh di sekitar kawasan Taman Suluh Pambelum turut memperkuat alasan pentingnya keberadaan Taman Biodiversitas atau Taman Kehati ini. Belasan jenis jamur tersebut sudah berhasil didokumentasikan secara sederhana dalam bentuk foto. 
Jamur Mikroskopis Di Taman Suluh Pambelum

Organisme yang dikelompokan kedalam kingdom fungi ini tumbuh pada berbagai substrat seperti kayu lapuk, serasah, hingga kotoran hewan. Meski sebenarnya diyakini ada lebih banyak spesies namun, dokumentasi terbatas hanya pada jamur yang berukuran makro atau berukuran relatif besar dan dapat diamati secara visual tanpa alat bantu. 
Kumpulan Foto Jamur Makroskopis

Jamur memiliki cara yang unik dalam hal cara memperoleh makanannya. Jamur tidak menelan makanannya seperti hewan atau manusia, namun beberapa jenis jamur mengeluarkan sejenis zat yang membuat sisa makhluk hidup lain menjadi terurai. Zat hara dari sisa makhluk hidup inilah yang kemudian diserap dan sebagian lagi dilepaskan kembali ke lingkungan. 
Jamur yang bisa dimakan

Beberapa Jamur di Taman Suluh Pambelum diketahui bersifat edible atau dapat dimakan berdasarkan penuturan masyarakat setempat. Misalnya seperti Jamur Kuping (Auricularia auricula-judae) namun beberapa jenis lainnya juga diyakini mungkin beracun atau berbahaya.

Berikut beberapa contoh jenis jamur yang ada Taman Suluh Pambelum, Desa Tumbang Baraoi Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. 

Jenis jamur Makroskopis Borneo

Gambar jenis-jenis jamur makroskopis
Selain foto yang kami tampilkan di atas masih ada beberapa jenis jamur lainnya yang belum di tampilkan di sini ataupun belum sempat terdokumentasi. Bagi kawan-kawan yang ingin kolaborasi untuk melakukan penelitian tentang ragam jenis jamur yang ada di Taman Suluh Pambelum kami sangat welcome. 
Share:

Senin, 28 Juni 2021

Giant Pill Millipedes Serangga Bola Menggemaskan Di Taman Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org - Taman Kehati atau Taman Biodiversitas  memiliki fungsi utama menjaga sumber daya alam hayati namun demikian sebagaimana seperti yang tertulis dalam hukum alam, sejatinya kehidupan makhluk hidup di dalam sebuah ekosistem tidak dapat terlepaskan antara satu komponen dengan komponen lainnya baik berupa hubungan faktor biotik dengan abiotik, maupun interaksi sesama biotiknya. 

Giant Pill Millipedes Borneo

Begitupula dengan yang terjadi di Taman Biodiversitas Suluh Pambelum, Petak Malai, Katingan, Kalimantan Tengah, walaupun tujuan utamanya adalah sebagai kawasan konservasi bagi tumbuhan buah lokal secara insitu maupun exsitu nyatanya areal ini juga menjadi rumah bagi beragam fauna eksotis yang akan sangat bergantung dan membutuhkan habitat yang aman dan terjaga.

Giant Pill Bug Borneo

Hewan-hewan unik dan eksotis yang kami maksud tidak hanya jenis satwa endemik dan dilindungi di Taman Suluh Pambelum, tetapi juga meliputi banyak jenis arthropoda yang belum diketahui dengan pasti baik dari segi keberagaman jenis maupun status kelangkaan dan endemisitasnya. 

"Giant Pill Millipedes" atau "Giant Pill Bug" adalah salah satu contohnya. Hewan tak bertulang belakang yang tergolong kedalam Ordo Sphaerotheriida ini layak menyandang gelar unik lantaran kebiasaan mempertahankan dirinya yang menyerupai Trenggiling (Manis javanica). Eksoskeleton yang kuat dan kemampuan menggulung adalah mekanisme pertahanan tangguh hewan ini terhadap beberapa jenis predator. Tidak hanya itu warnanya yang cenderung hitam atau gelap juga membantu "serangga" lucu ini berkamuflase diantara serasah dan rerumputan. 

Dibalik tingkahlakunya yang unik yakni menggulung ketika terancam bahaya, teman kecil kita ini adalah pahlawan bagi beragam jenis tumbuhan karena perannya sebagai detrivor. Seperti halnya rayap dan cacing tanah, mereka memakan bahan organik mati seperti daun dan kayu di lantai hutan kemudian memecah bahan organik yang membusuk dan melepaskan nutrisi yang terkunci kembali ke dalam tanah. Daur ulang seperti ini tidak hanya sangat penting untuk nutrisi tanaman tetapi juga untuk seluruh ekologi.

Giant Pill Millipedes masih menyimpan banyak misteri dan tanda tanya. Hingga tahun 2014 diperkirakan ordo ini memiliki sekitar 34 Genera (marga) dengan lebih dari 326 jenis dan baru sekitar 20 genera yang telah dideskripsikan. Di Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah, data tentang jenis Giant Pill Bug yang ditemukan masih sangat minim. 

Berdasarkan data dari wikipedia, jenis-jenis yang mungkin terdapat di Indonesia khususnya Kalimantan termasuk di Taman Suluh Pambelum besar kemungkinan dari famili Zephroniidae yakni dari genus Bothrobelum, Zephronia, Sphaeropoeus, Castanotherium, Rajasphaera. Tentu saja untuk lebih pastinya perlu diadakan penelitian atau identifikasi lebih lanjut. Namun apapun, jenisnya hewan unik dan lucu ini harus terus kita jaga kelestariannya.

Ayo Patungan Klik Bantu kami membangun Taman Biodiversitas Taman Suluh Pambelum

Share:

Giat Rutin Pemeliharaan Plantation Area Taman Suluh Pambelum

www.bambofoundation.org- Dalam perencanaan tata kelola Taman Biodiversitas Suluh Pambelum wilayah taman dibagi menjadi beberapa areal, salah satunya Plantation Area atau areal penanaman. Areal ini terletak persis di pintu masuk sebelah timur atau tepat disisi Jalan Batu Tumbung. Plantation area ini terbagi dua, pertama berupa areal yang relatif lebih kecil dan merupakan lokasi penanaman pada tahun 2019 bertepatan kegiatan Kemah Bakti Literasi. Bersama peserta Kemah Bakti Literasi, panitia dan relawan menanam beragam jenis buah seperti, mangga, jeruk, kecapi, matoa, tenggareng, asam pangi, kweni, kapul, lengkeng, jambu biji, jambu bol, rambutan, dan durian. 

Taman Suluh Pambelum

Adapun lokasi kedua area penanaman hanya berjarak beberapa meter setelah daerah cekungan. Areal ini mulai ditanami sejak tahun 2020 hingga sekarang. Beberapa jenis bibit buah yang sudah ditanam antara lain Durian merah, Paken, Kapul, Tangkuhis, Tenggareng, Rambutan, Mangga, Buah Bahkau, Ramania, Kasturi, Asam Pangi, Langsat, Sirsak, cempedak dan lain-lain. 

Taman Biodiversitas Suluh pambelum

Sekitar 85 persen tanaman yang ditanam di kedua lokasi ini merupakan bibit dari hasil semai biji. Oleh karena itu proses perkembangannya relatif lambat terutama untuk satu atau dua tahun pertama. Kami berupaya memaksimalkan pertumbuhan bibit-bibit ini sedapat mungkin dengan segala keterbatasan yang ada. Selain dengan upaya pemberian pupuk,  giat rutin perawatan seperti penyiraman khususnya pada waktu dimana hari tanpa hujan berturut-turut membuat kondisi tanah mengalami kekeringan serta pembersihan atau penyiangan rumput yang dapat menjadi gulma bagi tanaman. 

1day1tree

Proses pemeliharaan berupa penyiangan gulma ini juga masih dilakukan dengan cara tradisional yakni menggunakan pisau atau parang. Keterlibatan relawan sangat membantu mempercepat dan meringankan proses ini. Sebagai perbandingan, jika dikerjakan sendiri aktivitas ini membutuhkan waktu beberapa hari, namun dengan gotong royong belasan relawan hanya memerlukan waktu beberapa jam saja.

Sebagaian besar relawan ini merupakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Petak Malai, satu-satunya Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan. Kegiatan-kegiatan Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) memang seringkali melibatkan para relawan yang masih duduk di bangku sekolah hingga yang sudah  berstatus mahasiswa perguruan tinggi, selain untuk menumbuhkan semangat kerelawanan adanya kegiatan ini juga bertujuan mengajak muda-mudi lebih peduli terhadap sesama dan terhadap lingkungan. 

Belasan muda-mudi ini bergabung dengan suka rela tanpa dibayar ataupun dipungut biaya. Bagi mereka ini adalah aktivitas yang positif dan juga menyenangkan karena selain berbakti untuk sesama serta lingkungan juga menjadi ajang hiburan atau refreshing dari rutinitas sehari-hari karena dapat berkumpul, bertemu dan bercengkrama dengan rekan-rekan lain. 


Share:

Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (Bambo Foundation) | NGO Bidang Pendidikan, Sosial dan Lingkungan | Desa Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan Kalimantan Tengah- Indonesia 74459